Rabu, 05-12-2007 | Busway dan Petepete Gunakan One Day One Ticket | Makassar Akan Dilayani 48 Unit Busway | Makassar, Tribun - Pemerintah Kota Makassar telah menyusun konsep sistem one day one ticket untuk pelayanan angkutan umum. Konsep ini rencananya akan diterapkan paling tidak dua atau tiga tahun ke depan. "Sekarang yang harus dipersiapkan adalah regulasinya (peraturan daerah) dan aspek manajerialnya," ujar Kepala Bagian Fisik dan Prasarana Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Makassar, Rusmayani Majid, di Balaikota, Makassar, Selasa (4/12). | Konsep sistem transportasi itu disosialisasikan oleh bappeda di Hotel Singgasana, Makassar. Hadir dalam sosialisasi camat se-Makassar dan asosiasi sopir angkutan umum. Konsep one day one ticket dipaparkan Konsultan Perencana Tata Kota Makassar, Danny Pomanto. Konsep one day one ticket diakui diadopsi dari negara-negara maju. Nantinya akan berlaku untuk busway dan angkutan umum petepete (feeder). Dengan konsep ini, warga berlangganan dalam menggunakan angkutan umum, untuk digunakan sehari, seminggu, atau sebulan. Tidak ada transaksi uang di dalam angkutan karena warga membeli tiket untuk berlangganan. Kemudian dibentuk manajemen koordinasi operasional angkutan umum oleh pemerintah kota. Angkutan dibayar berdasarkan jarak, bukan banyaknya penumpang. Para sopir digaji. "Keuntungan dari dari sistem ini adalah mengurangi kemacetan lalu lintas. Angkutan kota tidak berebut penumpang, bersaing, saling mendahului, dan bertumpuk di halte. Sedikit atau banyak penumpangnya, mobil tetap jalan," lanjut Rusmayani. Sistem ini juga dinamai mass rapid transit (MRT) di mana angkutan umum hanya transit di halte. Nantinya di Makassar, tidak ada terminal pasif (berhenti lama) untuk angkutan umum. "Terminal transit di basement Karebosi nantinya merupakan contoh terminal MRT, kata Rusmayani. Rencananya, Makassar akan dilayani 48 unit busway. Keuntungan Rp 602 Miliar Per Tahun KONSULTAN Tata Ruang Kota Makassar, Danny Pomanto, punya hitung-hitungan terhadap konsep one day one ticket ini. Keuntungan yang bisa diraup dari operasionalisasi angkutan umum dengan sistem ini, katanya, mencapai Rp 602 miliar per tahun. "Nilai ini muncul berdasarkan hitung-hitungan," katanya. Jika memang benar, nilai itu setara dengan separuh nilai APBD Kota Makassar tahun 2008. Danny menjelaskan, setiap hari terdapat 514.579 penumpang untuk seluruh trayek. Rata-rata warga mengeluarkan uang Rp 7.000 untuk membayar angkutan umum. Maka jumlah total uang untuk membayar angkutan umum mencapai Rp 3,6 miliar. Makassar akan memiliki 48 bus untuk enam koridor busway. Biaya operasional setiap bus Rp 3 juta per hari. Totalnya Rp 144 juta per hari. Sementara untuk seluruh jalur feeder Makassar akan memiliki 5.500 unit petepete. Biaya operasional setiap petepete Rp 200 ribu per hari. Maka totalnya 1,1 miliar per hari. "Jika digabungkan biaya operasional busway dan feeder-nya, jumlahnya Rp 1,2 miliar per hari. Ditambah operasional lainnya Rp 200 juta. Maka keuntungan harian pengelolaan sistem ini Rp 2 miliar. Dalam setahun, keuntungan mencapai Rp 602,5 miliar," kata Danny. | | |
No comments:
Post a Comment