Monday, July 28, 2008

Di Kuala Lumpur, Da'i Terkesan dengan Aksi Bakar Ban


Sumber: Tribun Timur, Makassar

Minggu, 27-07-2008 
Di Kuala Lumpur, Da'i Terkesan dengan Aksi Bakar Ban
Kuala Lumpur, Tribun - Penerbangan internasional antara Makassar dengan Kuala Lumpur, Malaysia, akhirnya terwujud, Jumat (25/7) tengah malam.
Maskapai Air Asia melakukan penerbangan perdana dari Bandara LCCT Kuala Lumpur ke Bandara Internasional Hasanuddin, Makassar.
Pesawat dari Kuala Lumpur landing sekitar pukul 20.00 wita di Bandara Hasanuddin. Sementara dari Bandara Hasanuddin, pesawat take off pukul 20.30 wita dan tiba di Bandara LCCT sekitar pukul 24.00 wita.
 
Penerbangan Makassar-Kuala Lumpur ditempuh sekitar tiga setengah jam. Waktu di Malaysia sama dengan waktu di Makassar (wita).
Waktu tempuh dari Bandara LCCT ke pusat kota Kuala Lumpur sekitar 50 menit hingga satu jam. Perjalanan tanpa hambatan.
Aira Asia adalah salah satu maskapai berbiaya hemat terkemuka dan terbesar di Asia. Penerbangan Makassar- Kuala Lumpur menggunakan pesawat Boeing 737 seri 400 berkapasitas 150 penumpang.
Dirjen Pemasaran Departemen Kebudayaan dan Pariwista RI Sapta Nirwandar juga hadir menyaksian prosesi seremonial penerbangan perdana Air Asia.
Pejabat penting di Air Asia seperti Presdir Indonesia Air Asia Captain Darmadi dan Directur Airport & Public Policy Indonesia Air Asia Jufrie Arief, juga hadir.
Penerbangan Air Asia ini membuka kembali jalur internasional yang pernah ada yakni Kuala Lumpur- Makassar yang dilayani Malaysia Airsystem dan Silk Air yang melayani Makassar-Kuala Lumpur di era tahun 1990-an.
Garuda juga pernah membuka jalur Makassar-Singapura namun bukan penerbangan langsung pada tahun 2007 lalu. Pesawat transit di Bandara Internasional Juanda, Surabaya.

Syahrul-Da'i
Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo dan rombongan juga mengikuti penerbangan perdana ini sekaligus melakukan pertemuan dengan Duta Besar RI untuk Malayasia, Jenderal Polisi (Pirn) Da'i Bachtiar.
Da'i adalah mantan Kapolri dan mantan Kapoltabes Makassar di akhir tahun 1980-an.
Saat menerima Syahrul, Da'i didampingi delapan atase di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kuala Lumpur.

Diawali pengantar oleh Dai, pertemuan ini berlangsung sangat serius. Setelah Da'i, giliran Syahrul yang memaparkan sejumlah keinginan kerja sama dengan Malaysia yang dinilai akan menguntungkan Sulsel secara luas.
Dari delapan atase tersebut, salah satunya adalah M Imran Hanafie, dosen di FISIP Universitas Hasanuddin (Unhas). Imran adalah atase pendidikan.
Para atase tersebut mempresentasikan bidang tugas masing-masing. Mereka menitikberatkan pada sektor yang berkaian dengan Sulsel.

Nostalgia
Sebelum Syahrul tiba di KBRI di Jl Tun Razak, Da'i sempat bernostalgia tentang Makassar. Jenderal asal Jawa Barat ini menceritakan suka dukanya saat bertugas sebagai Kapoltabes Makassar kepada rombongan wartawan dari Makassar yang lebih dulu tiba di KBRI.
Dai sangat fasih menyebut nama-nama daerah di Makassar yang berkesan selama dia tugas di sana. Misalnya Jl Abubakar Lambogo, Jl Kandea, dan Ballaparang. "Saya banyak "berkantor" di sana hingga tengah malam karena selalu ada perang kelompok," katanya.
Dia juga mengaku terkesan oleh mahasiswa Makassar yang nyaris tiap hari demo dan membakar ban di jalan.
Mantan Kepala Bareskrim Mabes Polri ini juga selalu menyelingi ceritanya dengan derai tawa.
Da'i menggantikan Rusdihardjo, juga mantan Kapolri. Namun Rusdihardjo harus bernasib malang karena terjerat kasus korupsi di akhir masa jabatannya.
Kursi Dubes RI di Kuala Lumpur sempat beberapa bulan kosong dan dijabat oleh pelaksana tugas sebelum Da'i dilantik, Mei lalu.

--
Tribun Timur,
Surat Kabar Terbesar di Makassar
http://www.tribun-timur.com

FORUM DISKUSI PEMBACA TRIBUN TIMUR
tribun.freeforums.org

Usefull Links:

http://jurnalisme-makassar.blogspot.com
http://jurnalisme-tv.blogspot.com
http://jurnalisme-radio.blogspot.com
http://jurnalisme-blog.blogspot.com
http://makassar-updating.blogspot.com
http://makassar-bugis.blogspot.com

No comments: