Friday, December 19, 2008

Rektor Unhas: Polisi Terlalu Jauh ke Kampus

Sumber: Tribun Timur, Makassar
Jumat, 19-12-2003 
Rektor Unhas: Polisi Terlalu Jauh ke Kampus
Saat Bentrok dengan Mahasiswa Unhas; Pertimbangkan Langkah Hukum; Komnas Minta Kapolri Tegur Kapolda, Alumni Minta Dicopot; Ketua Mahkamah Konstitusi Ikut Kasus Bentrokan Polisi dengan Mahasiswa
 
Makassar, Tribun - Rektor Universitas Hasanuddin (Unhas) Prof Idrus A Paturusi SpBO menilai, aparat kepolisian sudah terlalu jauh masuk ke kampus saat membubarkan aksi demo mahasiswa yang menentang pengesahan Undang-Undang (UU) Badan Hukum Pendidikan (BHP).
 
"Kalau saya tidak turun kemarin (saat insiden), aksinya bisa meluas. Gayanya seperti itu dan polisi sepertinya memang menyisir. Saya salahkan karena mereka (polisi) sudah refresif masuk kampus," ujar Idrus di sela-sela teleconference dengan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Prof Dr Mahfud MD di Fakultas Hukum Unhas, Kamis (18/12).
Akibat bentrokan mahasiswa dengan polisi yang terjadi di dekat Rektorat Unhas, Rabu (17/12), tiga orang mahasiswa luka-luka, seorang di antaranya, Febrianto (22), mengalami luka cukup parah. Sedangkan empat mahasiswa lainnya diamankan polisi.
Tindakan polisi tersebut menuai kecaman dari kalangan aktivis dan alumni kampus perguruan tinggi negeri (PTN) terbesar di Indonesia timur tersebut (lihat, Reaksi Tojoh, Alumni, dan Aktivis).
Suara tegas disampaikan sejumlah alumni yang kini menduduki posisi penting, termasuk meminta pencopotan Kapolda Sulsel, Irjen Sisno Adiwinoto karena dianggap sebagai pihak yang bertanggung jawab dalam kejadian tersebut.
Sementara Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) meminta Kapolri menegur Kapolda Sulsel atas kejadian tersebut.
Namun polisi berdalih, mereka melakukan penertiban hukum dan membubarkan aksi yang sudah mengganggu kepentingan publik.
Kapolresta Makassar Timur AKBP Kamaruddin yang ditemui di kantornya mengatakan, tiga mahasiswa yang diamankan sehari sebelumnya sudah dibebaskan karena tidak memenuhi unsur sebagai pelaku dalam bentrokan tersebut.

Dikepung
Bentrokan antara polisi dengan mahasiswa terjadi di dalam kampus atau sekitar satu kilometer dari jalur utama Jl Perintis Kemerdekaan. Saling lempar terjadi hampir dua jam lamanya.
Polisi berhasil mengepung sejumlah kawasan dengan formasi melingkar. Meski mahasiswa yang terlibat aksi tak lebih dari 100 orang yang berasal dari perwakilan semua fakultas, namun polisi mengerahkan sekitar 400 personel gabungan dari samapta dan intel/reserse.
Posisi polisi saat itu layaknya membubarkan aksi tawuran mahasiswa dengan mengerahkan pasukan dalam jumlah yang cukup besar.
Dari tayangan rekaman gambar sebagian besar stasiun televisi, pimpinan Unhas menilai polisi memperlihatkan arogansinya terhadap mahasiswa.
Tindakan kekerasan tersebut terjadi di depan mata Rektor Prof Idrus saat berusaha melerai aksi lempar batu mahasiswa-polisi de di tugu Peringatan 50 tahun Unhas atau sekitar 50 meter dari rektorat.
Idrus yang didampingi Dekan Fakultas Hukum Unhas, Prof Syamsul Bahri, sejumlah guru besar, dosen, dan puluhan mahasiswa fakultas hukum kepada Ketua MK mengatakan
aksi demo yang dilakukan adalah sebuah dinamika kampus.
"Ini dinamika mahasiswa. Kalau tidak ada itu (aksi), maka dinamika tidak jalan. Tapi kita harap itu terkontrol dan kita upayakan itu dihilangkan," ujar Idrus sambil tertawa yang disambut tepuk tangan peserta teleconverence.
Dosen Unhas yang juga Sekretaris Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Watimpres), Dr Hasrullah MA, menjelaskan, kampus adalah daerah otonom sepanjang tidak menyangkut kasus kriminal dan korupsi sehingga polisi tidak boleh seenaknya mengobrak-abrik kampus. "Kapolda harus bertanggung jawab karena tidak mampu meredam tingkah laku aparatnya di lapangan," tegas dosen FISIP Unhas ini.

Kumpulkan Bukti
Kepala Humas Unhas, M Dahlan Abubakar, mengatakan, pimpinan universitas sedang mempelajari secara cermat dan akurat bukti yang ada untuk menentukan langkah hukum yang diambil terkait kekerasan yang dialami mahsiswa.
"Polisi sulit mengalihkan alibi di tengah keterbukaan informasi seperti sekarang. Kami sudah menerima protes yang mengalir dari alumni yang mengecam perlakuan aparat terhadap mahasiswa sebut,'' kata Dahlan.
Dia juga meluruskan pernyataan Kapolwiltabes Makassar Kombes Burhanuddin Andi yang menilai penolakan BHP adalah masalah pribadi dan harus diselesaikan secara internal.
''Soal BHP adalah kebijakan pemerintah, bukan masalah lokal atau Unhas. Kalau mahasiswa protes soal BHP berkaitan dengan langkah yang ditempuh Unhas, mereka tidak perlu ke jalan, cukup mengepung rekrorat,'' ujar Dahlan.
Menurutnya, sebagai pejabat publik, kapolwiltabes diminta mempelajari setiap isu yang berkembang, termasuk masalah BHP, agar memperoleh pemahaman yang tidak keliru.
''Jadi, ini bukan masalah internal Unhas, melainkan masalah nasional,'' kata Dahlan.
Komnas HAM
Wakil Ketua Komnas HAM Ridha Saleh menyesalkan bentrokan antara mahasiswa dengan polisi di Unhas. Ridha menilai insiden saling lempar batu antara mahasiswa dan polisi itu tak mesti terjadi bola pimpinan kepolisian bisa mengarahkan aparatnya lebih persuasif dalam menangani aksi-aksi demonstrasi yang dilakukan mahasiswa.
"Informasi yang saya terima, katanya insiden itu dipicu karena sikap polisi yang berlebihan mengusir mahasiswa hingga jauh ke dalam kampus. Kalau itu terjadi, maka Kapolda Sulselbar Irjen Polisi Sisno Adiwinoto harus bertanggungjawab," tegas Ridha via telepon selularnya, tadi malam.
Ridha mengaku saat ini pihaknya masih menunggu laporan resmi dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Kota Makassar, Unhas, dan kepolisian terkait insiden tersebut.
"Setelah ada laporan resmi, kami akan mengevaluasi. Kalau memang hasil evaluasi itu mengharuskan kami turun ke lapangan, kita akan meminta keterangan langsung kepada para korban dan saksi di Makassar," ujarnya.
Tapi jika hasil evaluasi cukup mengeluarkan surat rekomendasi maka, maka Komnas HAM akan menyurati Kapolri untuk memberi sanksi keras terhadap kapolda.
Menurutnya, aksi mahasiswa di Makassar yang menentang pengesahan RUU BHP setahunya berjalan damai. Kendati sempat menutup setengah badan jalan di Jalan Perintis Kemerdekaan, setidaknya polisi bisa meminta mahasiswa masuk ke dalam kampus.
Namun polisi tidak boleh mengejar sampai jauh ke dalam kampus. Aksi-aksi serupa yang sudah sering terjadi di Makassar, mestinya menjadi pelajaran bagi kepolisian untuk lebih profesional dalam menangani aksi-aksi mahasiswa. Bukan mengendepankan tindakan represif.
Sebab demo mahasiswa di dalam area kampus masih dibenarkan. Demo mahasiswa itu juga masih bagian dari agen kontrol sosial, salah satu fungsi mahasiswa.
"Setahu saya, protap (prosedur tetap) dalmas itu berprinsip menghormati HAM. Demo damai alias tidak anarkis itu juga bagian dari HAM," katanya.
Ridha mengakui telah menerima banyak laporan terkait benturan antara polisi dan masyarakat maupun antara polisi dan mahasiswa di Sulawesi Selatan dalam kurung waktu setahun ini.

LBH Makassar
Wakil Direktur LBH Makassar Abdul Azis menilai tindakan polisi itu telah berlebih dan represif. Tindakan tersebut sudah mengarah pada penyalahgunaan diskresi.
"Makanya kami mendesak Komnas HAM dan Kompolnas RI untuk mengusut peristiwa ini. Kami akan membuat laporan kronologis insiden itu ke Komnas HAM dan Kompolnas RI," ujar Azis yang juga mantan aktivis mahasiswa Unhas ini.
Azis menegaskan pihaknya siap membantu mahasiswa dan siapa saja yang menjadi korban saat insiden tersebut jika ingin mengajukan hal itu ke proses hukum.
Kapolresta Makassar Timur, AKBP Kamaruddin, mengatakan, polisi tidak punya niat menyerbut kampus kecuali hanya bermaksud mengamankan aksi mahasiswa.
Dia mempersilakan pihak-pihak yang merasa dirugikan untuk melaporkan apa yang dialaminya. Dia juga membantah mahasiswa korban luka yang masih dirawat di RS Wahidin dianiaya polisi.
"Kami juga punya saksi kalau yang bersangkutan dipukul oleh mahasiswa karena dikira intel," kata Kamaruddin.
Dia menambahkan, tiga mahasiswa yang sempat diamankan sudah dilepaskan karena tidak terbukti ikut dalam aksi bentrokan tersebut. (cr2/cr3/jum)


--
Tribun Timur,
Surat Kabar Terbesar di Makassar
http://www.tribun-timur.com

FORUM DISKUSI PEMBACA TRIBUN TIMUR
tribun.freeforums.org

Usefull Links:

http://jurnalisme-makassar.blogspot.com
http://jurnalisme-tv.blogspot.com
http://jurnalisme-radio.blogspot.com
http://jurnalisme-blog.blogspot.com
http://makassar-updating.blogspot.com
http://makassar-bugis.blogspot.com

No comments: