Sunday, March 7, 2010

Mendiknas Berharap Mahasiswa Tidak Anarkis

Makassar News

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pendidikan Nasional (Menkdinas) Muhammad Nuh menyatakan, demonstrasi yang anarkis seharusnya tidak terjadi karena dalam negara demokrasi harus ada kesamaan dan kesetaraan.

Demo boleh saja untuk menyampaikan aspirasi, tapi jangan sampai anarkis.
-- Muhammad Nuh


Menkdinas Muhammad Nuh yang didampingi Ketua Umum Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Ahmad Syauqi saat menutup Rapimnas dan Harlah IPNU ke-58 di Jakarta, Minggu (7/3/2010) mengemukakan, siapa pun tidak boleh melakukan tindakan anarkis, termasuk mahasiswa dan aparat.

Mendiknas juga mengemukakan, tidak adil jika hanya aparat yang diminta tidak anarkis, sementara mahasiswa dan masyarakat justru anarkis. Sikap anarkis ini sangat terkait dengan pendidikan karakter, etika dan moral bangsa yang ditinggalkan akhir-akhir ini.

"Demo boleh saja untuk menyampaikan aspirasi, tapi jangan sampai anarkis. Justru akan sangat dihargai jika aspirasi mahasiswa itu dengan menggunakan intelektual, pemikiran dan gagasan yang lebih baik," katanya.

Tidak mau dikasari

Mendiknas mengemukakan, dengan kesetaraan dan kesamaan, maka setiap orang tidak mau dikasari, dibohongi dan didzalimi. "Organisasi permalingan pun tidak mau dibohongi dalam pembagian hasil perampokan," kata dia.

Menurut Nuh, jika tindakan anarkis memasuki ranah ranah demokrasi, maka akan menjadikan seseorang atau sekelompok itu cenderung bersikap tirani. Pada perjalanan berbangsa dan bernegara ini. lanjutnya, selalu ada kelompok kecil yang ada di jalur anarkis, militan, radikal dan fundamentalis.

Oleh karena itu, ia berharap, semangat Asy’ariyah (jalan tengah-moderat wasathon) yang mendasari politik kebangsaan Nahdlatul Ulama dapat mengawal kepentingan bangsa Indonesia yang pluralistik. "Kelompok yang tirani, fundamentalis radikal tersebut tidak akan pernah menahkodai kepemimpinan bangsa ini, karena yang berada di jalan tengah lebih besar," kata Mendiknas.

Sebagai fenomena sosial yang akan terus ada, kata Nuh, tugas kader-kader NU ke depan adalah membesarkan yang "tengah-moderat" di tengah ekstrimisme, radikalisme dan fundamentalisme yang akan selalu berperan di pinggir dan tidak akan pernah mampu masuk ke tengah kepemimpinan bangsa dan Negara.


Setuju Pak, Organisasi Permalingan saja tidak mau didzalimi apalagi rakyat jelata yang tidak tau apa apa.. dan sayangnya juga.. organisasi permalingan itu jarang pidato tapi lebih sering berbuat..

No comments: